This blog is no longer updated pls post comment to http://yorissebastian.com

Thinking Out of the Box – Execute Inside the Box

Lentera Jiwa di Kick Andy September 3, 2008

Filed under: creative,inspiration,my project — yoris72sebastian @ 1:31 am
Tags: , , , ,

Rasanya senang sekali mendapatkan respon yang luar biasa dari episode Lentera Jiwa di Kick Andy. Malah banyak sekali yang minta sama Bung andy untuk memutar lagi Lentera Jiwa karena kemarin tidak sempat menonton, walau sebenarnya sudah di re-run di Metro TV hari Minggu pukul 14.30. Malah ada yang usul bikin episode Lentera Jiwa setiap bulan dengan bintang tamu berbeda… toh masih banyak ikon-ikon Lentera Jiwa di luar sana.

Saat ini di LenteraJiwa.com juga sudah banyak yang posting cerita mereka masing-masing. Sayang sekali ya, masih banyak yang belum bisa mengikuti Lentera Jiwa mereka.

Kalau disimak episode Lentera Jiwa, sungguh inspiring bagaimana Wahyu Aditya yang anak Guru Besar sebuah Kampus terkenal di Jawa, minta untuk sekolah animasi yang sebenarnya dianggap cukup kursus saja. Waditya berkeras dengan menunjukkan berbagai prestasi sehingga akhirnya diperbolehkan kuliah animasi. Dan saat ini orang tuanya sudah bangga (apalagi setelah sang anak menang di Inggris dan sekarang masuk Kick Andy 😉

Belum lagi cerita Ibu Eileen Rachman, bunda dari DJ Riri yang sempat cemas dengan anaknya yang selalu pulang pagi karena kerja sebagai DJ. Namun sekarang sudah bangga dengan berbagai prestasi DJ Riri termasuk keputusannya membuka sekolah DJ yang sudah menelurkan banyak DJ-DJ baru yang handal.

Begitu pula dengan Damien, yang walau menyelesaikan kuliahnya sebagai bakti terhadap orang tua, ia yakin dengan pilihan hidupnya sebagai seorang entertainer alias illusionis.

Chef Bara yang anak seorang diplomat, lulusan Hubungan International, namun bahagia 150% dengan pilihannya sebagai chef yang creative saat ini.

Ada yang punya contoh sukses dari orang yang bekerja atau sekolah sesuai dengan Passion mereka?

Advertisement
 

Black Innovation Awards 2008 August 10, 2008

Filed under: creative — yoris72sebastian @ 2:00 am
Tags: , , , , , , ,

Baru saja, Black Innovation Awards 2008 selesai digelar. Tahun ini para pemenang berasal dari luar Jakarta semua. Mereka adalah:

I Gusti Bagus Putra Ariawan dari Bali (Tongkat Cahaya)

Irvan Hermawan dari Bandung (Shotore)

Ana Ningsih dari Solo (Multiclos)

Dony Arsetyasmoro dari Yogyakarta (Tasenden)

Tahun ini para pemenang melahirkan produk-produk yang lebih mudah untuk digunakan oleh orang banyak dan diproduksi masal.

Semuanya merupakan problem solver dari masalah kita sehari-hari sesuai dengan objective event yang sudah memasuki tahun kedua. Ada yang untuk kebutuhan rumah, kebutuhan kantor, alat transportasi dan juga waktu luang. Semuanya sangat Indonesia, kecuali Shotore – penutup sepatu untuk mereka yang suka main skate board. Panitia yang dibantu Ruang Rupa, tidak menemukan barang serupa walau skate board sebenarnya olahraga international. Irvan terinspirasi dari sepatu teman-temannya di kampus yang rata-rata mahal namun akhirnya rusak dimakan board.

Selebihnya sangat Indonesia, sebut saja Tongkat Cahaya yang dibuat oleh Gusti untuk membantu tukang pijat tuna netra yang tidak berani kerja malam karena takut diserempet mobil. Maklum seringkali kita pulang kerja sudah malam. Selain itu saya senang dengan spirit recycle dimana seluruh peralatan dibuat dari bahan-bahan bekas, mulai dari tongkatnya diambil dari kaki tripod yang atasnya sudah rusak, bel dari sepeda anaknya dan lampu juga dari mainan anaknya. Dengan kemenangan dengan hadiah Rp. 25 Juta ini, sang anak patut mendapat hadiah tentunya 😉

Multiclos, sebuah penambahan untuk closet yang dibuat untuk mereka yang hanya bisa buang air besar dengan cara jongkok. Saya ingat beberapa kali dulu waktu bekerja di HAI, saya suka kebagian dinas luar negri dengan wartawan baru, memang menjadi masalah bagi mereka yang tidak biasa closet duduk 🙂

Last but least, my favorite Tasenden karena produk ini sangat pas dilaunch pada mudik 2008 nanti. Tas ini mengamankan penumpang motor, bilamana ia tertidur saat dibonceng motor.

Saya berharap, BIA 2009 akan digelar lagi oleh Djarum Black. Saya punya keyakinan bahwa dengan dibuatnya event ini secara reguler, suatu hari nanti anak muda Indonesia bisa menciptakan inovasi yang diperlukan sesama, bisa diproduksi masal dan dikenang sepanjang masa. Seperti layaknya post-it, gunting dan masih banyak barang temuan lainnya.

Indonesia memiliki banyak orang kreatif dan inovatif, namun selama ini tidak ada ajang dan wadah untuk menunjukkan kemampuan diri. Thank you Black Innovation Awards yang sudah menjadi pelopor lomba inovasi di Indonesia.

 

Black Innovation Awards (2) Mirip bukan berarti Contek August 5, 2008

Filed under: creative,indonesia — yoris72sebastian @ 12:16 am
Tags: , , , , , ,

Saya cukup senang dengan makin besarnya animo masyarakat dengan event yang memasuki tahun kedua di tahun 2008 ini. Dua tahun menjadi juri, tahun depan OMG Creative Consulting dipercaya untuk melengkapi tim yang ada sebagai Creative Event Planner, so for sure I will need lots of input from you guys who loves Creativity especially Black Innovation Award.

Masih sangat jarang event-event seperti ini dan saya sangat yakin in the future peserta BIA bisa menciptakan sesuatu yang berguna dan akan diproduksi masal dan dikenang sepanjang masa.

Banyak masukan ke blog saya ini mengenai kemiripan produk yang masuk final dengan barang-barang yang sudah ada di internet. Tentu ini menjadi tanggung jawab moril dari para peserta untuk tidak mengambil ide dari produk yang sudah ada. Karena itu kalau diperhatikan biasanya 4 pemenang BIA selalu sifatnya berguna dan sangat Indonesia.

Mengutip quote dari Bernice Fitzgibbon, “Creativity often consist of merely turning up what is already there” Jadi selama produk tersebut tidak copy paste, masih ada kemungkinan untuk produk tersebut masuk final apalagi kalau reason-nya sangat Indonesia.

Ide yang mirip sangat mungkin keluar dari beberapa orang yang berbeda walau tidak necessary salah satunya nyontek. Salah satu yang baru-baru ini heboh adalah Bagi-bagi Uang 100 Juta dalam peluncuran buku Tung Desem Waringin yang awalnya ingin dilakukan di Parkir Timur Senayan 1 June lalu. Berbagai pro dan kontra timbul dan sebuah email juga masuk dari salah seorang pengamat creativity bahwa acara serupa sudah dilakukan 25 Januari 2008 lalu di Jerman oleh Marco Hilgert seorang pengemudi truk yang menang kontes radio dengan hadiah sebesar 100.000 Euro (sekitar 1,4 Milyar Rupiah).

Kontes tersebut sangat sederhana, apa yang anda akan lakukan bila anda diberikan uang 100.000 Euro? Ada yang rela dirontokkan semua giginya atau ada yang berani berenang di kubangan limbah. Marco menang lantaran menjawab, saya hanya akan ambil 25% dan sisanya akan saya bagi-bagikan pada orang lain. Sementara semua orang bernapsu mendapatkan 100.000 Euro untuk dirinya sendiri, Marco masih memikirkan orang lain.

Walau Marco membagikan uang di akhir Januari – beberapa bulan lebih awal dari Tung Desem bagi-bagi uang, saya toh positive thinking bahwa yang dilakukan Tung Desem walau mirip tapi tidak meniru Marco. Terkadang ide bisa mirip namun selama context maupun reasonnya beda, sah-sah saja. Kecuali ada radio station yang lantas latah bikin quiz radio dengan hadiah 100 Juta dengan pertanyaan Quiz, “Apa yang akan kamu lakukan bila mendapat 100 Juta Rupiah?” Itu baru namanya copy paste ;-p

 

Please welcome… Presentation by Generation C June 24, 2008

Filed under: creative,inspiration — yoris72sebastian @ 3:18 pm
Tags: , , , , ,

Selain sering menjadi pembicara di berbagai acara, saya juga tetap suka menjadi peserta seminar. Malah sekarang saya makin senang karena ada Ted.com dimana kita bisa melihat berbagai presentasi luar biasa dari orang-orang CREATIVE seantero dunia.

Free download dan langsung masuk ke iPhone saya, sehingga biarpun jalanan di Jakarta macet, saya menghibur diri dengan tontonan berbagai presentasi yang saya sudah download. Kecuali hari ini, saat macet total karena demo di depan Universitas Atmajaya… berbagai video presentasi sudah saya lahap namun jalanan tidak juga bergerak 😦

Kembali ke soal presentasi… dengan seringnya saya mengikuti seminar dan seringnya saya sendiri menjadi public speaker, saya makin yakin bahwa presentasi yang bagus saat ini adalah presentasi yang simple with few pointers only. Kekuatan ada di kemampuan verbal kita menjelaskan slide demi slide presentation.

Salah satu presenter favorit saya adalah Steve Jobs, salah seorang symbol Generation C yang selalu mempersiapkan presentasinya bak mempersiapkan sebuah pertunjukan. Semua faktor diperhatikan. Mulai dari font, visual sampai audionya disusun dengan rapi.

Dalam buku yang baru saya pinjam dari Sumardy (partner saya di OMG Creative Consulting) yang berjudul ‘Inside Steve’s Brain’ disebutkan bahwa Steve Jobs selalu melakukan rehearsal berulang kali sampai dia puas untuk detik per detik presentasi termasuk lighting dan tentunya berbagai rangkaian kata yang unik (Steve juga terkenal dengan statement ‘One More Thing’). Yang tentunya membuat efek ‘mmpphhmm’ dari setiap penampilan Steve sebagai keynote speaker di Macworld Conference.

Jadi saya termasuk orang kurang suka dengan presentasi yang penuh dengan kata-kata. Terkadang malah tidak terbaca dari row belakang. Apalagi kalau presenternya terkesan membaca 😦

So, see you in my next Presentation 😉

 

Silent Disco April 6, 2008

Filed under: creative,marketing — yoris72sebastian @ 8:34 pm
Tags: , , , ,

Belum lama ini Coca Cola Zero melakukan brand activation yang bagus di acara Embassy Playground akhir February 2008 lalu. Mereka mendatangkan DJ dari Belanda lengkap dengan perlengkapan Silent Disco yang tak lain adalah wireless headphone.

Yup, kalau orang bilang gak mungkin ada Coca Cola yang rasanya seenak Coca Cola tapi zero sugar – mungkin demikian pula dengan Silent Disco. Awalnya pasti orang akan bilang tidak mungkin orang party tanpa menggangu orang lain, tapi melalui Silent Disco terbukti para clubbers bisa menikmati hingar bingar music ajep ajep tanpa mengganggu orang lain karena memang semuanya menggunakan wireless headphone 🙂

Konsep Silent Disco ini sendiri sebenarnya pertama kali diperkenalkan di Glastonbury 2005 (Untuk detailnya bisa dibaca di http://news.bbc.co.uk/2/hi/in_pictures/4623247.stm lihat di foto no 7 dan 11)

Kembali ke Coca Cola Zero, selain saya suka karena memang enak berasa Coke beneran walaupun zero sugar, apa yang mereka lakukan termasuk “Berpikir Out of The Box – Eksekusi Inside The Box” yang sering saya sampaikan di berbagai presentasi yang saya bawakan.

Banyak brand yang terjebak dengan semangat out of the box namun akhirnya out beneran 😦

Oh iya, saya pernah tulis artikel serupa di wikimu february 2008: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=6279

 

Premiumization January 27, 2008

Filed under: creative — yoris72sebastian @ 3:55 pm
Tags: , , , , ,

Premiumization adalah menambah product premium atau pengalamanan premium dari produk atau jasa yang selama ini ditawarkan oleh sebuah brand. Langkah ini yang sebaiknya dilakukan oleh market leader untuk terus menaikkan standard. Walau tidak tertutup kemungkinan untuk challenger brand masuk. Apalagi kalau market leader sedang tidur 🙂

Inilah langkah yang perlu dilakukan daripada melulu bersaing secara harga yang akhirnya membawa brand atau produk menjadi komoditas. Apalagi yang harus diingat, semua hal yang dulu Premium nantinya akan turun menjadi sesuatu yang wajib untuk generasi berikutnya. Ingat, dulu Handphone sesuatu yang premium? lalu plasma or LCD tv?

Pemilik brand harus kreatif dalam mendengarkan keinginan konsumennya. Sesuatu yang selama ini tidak terbeli atau pengalaman premium yang selama ini belum dirasakan… selama biayanya masih masuk budget, kenapa tidak diberikan pada konsumen?

Contoh paling gampang, EX yang menampilkan top 40 band setiap malam. Bayangkan dulu orang harus bayar untuk nonton band di cafe sekarang diberikan gratis oleh mall. Biaya band ditanggung oleh budget promotions, daripada hanya bermain ATL, mereka melakukan hal yang premium dengan memberikan pengalaman premium. Demikian pula dengan Blitz Megaplex yang memberikan band top 40 gratis. Artinya cafe harus menawarkan sesuatu yang lebih premium lagi. Lebih dari sekedar band top 40 yang bagus.

Masih banyak pengalaman premium yang bisa diberikan oleh mall dengan biaya promotions yang biasanya 1% dari total rental para tenant. Masalahnya mau kreatif atau sekedar mengekor. As we know, sekarang banyak sekali mall yang menampilkan band top 40 juga mengikuti jejak EX.

Celebrity Fitness menjual fitness yang dulunya mahal dan sifatnya destination, menjadi affordable dan impulse.
Mereka dengan tepat melihat adanya kesempatan untuk Premiumization Fitness Centre. Sekarang sudah menjamur. Nah mereka harus terus menaikkan standard premiumnya. Karena segala yang sudah sama lantas menjadi komoditas.

Di Indonesia kebanyakan memang masih dari service industry. Sementara industry manufaktur biasanya melulu pada premium produknya dan kebanyakan didominasi produk luar negri (maklum produk dalam negri biasanya sibuk berperang harga). Misalnya air putih EVIAN sudah meluncurkan limited edition PALACE bottle yang di sajikan dengan coaster stainless steel. Kalau nonton MTV Awards dan awards2 lainnya, ada sebuah brand bernama Bling H20 yang menggunakan bottle dari Swarovski Crystal.

Proses Premiumisasi biasanya terjebak dengan menggunakan orang yang salah dan tidak mengerti esensi dari premium itu sendiri karena terkadang mereka memang tidak bermain di premium sebelumnya. Namun hanya karena latah akhirnya mau untung malah jadi buntung.

Premiumisasi ditujukan untuk konsumer. Jangan hanya copy paste yang terjadi di luar negri. Misalnya soal Evian diatas. Sangat tidak cocok untuk market Indonesia.

Saya jadi ingat, Cozy spa di Bali yang menjadi pelopor untuk reflexy menggunakan personal music melalui personal CD player.  Waktu mereka buka franchise, dan tidak menggunakan personal CD player, experience yang dirasakan langsung berbeda dan cabang di kota lain tersebut tidak sesukses Cozy di Bali.  Sekarang di Cozy spa Jakarta malah sudah menggunakan MP3 player untuk memilih personal music yang variasinya lebih banyak lagi.  Ingat, premiumization harus terus maju, tidak boleh berhenti di 1 titik.

Singapore airline, terus melaju dengan Airbus A-380 dan tentunya Suite Class.  Kelas yang lebih tinggi dari First Class.  Market leader harus terus maju dan set standar industri.

Premiumisasi memang terkesan berbiaya tinggi, padahal bila kita kreatif tidak perlu demikian. Sayang saya belum bisa menjelaskan beberapa ide ‘fresh’ premiumisasi karena belum kontrak dan takut ditiru competitor karena Premiumisasi sangat mudah ditiru competitor.

Intinya dengan expenses yang sama, kita bisa melakukan premiumisasi kok.
Premiumization tidak melulu menaikkan biaya produksi, tidak mustahil dengan biaya yang sama namun sedikit kreatif dan buka mata terhadap sekeliling. Listen to your customer… listen with your heart.

Ciri-ciri produk/jasa premium adalah jumlahnya yang sedikit saat ini dan biasanya mahal harganya. Contoh Premiumizaton yang cerdas di Indonesia adalah Silver Bird dimana mereka kini menggunakan Mercedes-Benz. Di saat bensin naik dan memaksa mereka menaikkan tarif, makin sedikit orang yang mau naik silver bird saat itu. Namun dengan mercy, mungkin sekarang untuk jarak tempuh dekat, orang yang tidak pernah naik mercy akan bela-belain naik silver bird. Bayar sedikit lebih mahal untuk sebuah premium experience. Saya tidak punya data kenaikan revenue silver bird, namun secara teori pasti ada kenaikan yang signifikan.

silver-bird-benz.png

Selain itu Celebrity Fitness yang merevolusi dunia fitness di Indonesia dengan Premiumizationnya. Siapapun bisa merasakan fitness seperti layaknya seorang celebrities.

Mungkin kalau Silver Bird launch sebelum bensin naik, hanya dengan gaya copy paste karena di Singapore, Jerman dan banyak negara lain, Mercy memang dipakai jadi taksi, menjadi tidak relevan dan sukses.
Namun, Premiumization ini dilakukan disaat yang tepat. Harga lebih mahal namun pengalaman premium didapatkan.

Tidak ada salahnya mempunyai wawasan yang luas. Yang salah adalah terlalu gampang copy paste apa yang dilihat di luar negri ;-p

 

I am Legend December 28, 2007

Filed under: movie — yoris72sebastian @ 4:48 pm
Tags: , , ,

i_am_legend_teaser.jpg

I just watch this movie few days ago. It was a great movie, great act, good to see something you’ve never seen before (i’ve been to nyc but seeing the city fallin’ apart? see the movie poster of Superman and Batman become one movie?) and it was unpredicted. Well, I don’t wanna end up tell the story, in case many of you haven’t watch the movie… you better be fast, it’s better to watch it in the movie theatre… with all the sound effects.

But, the songs from Bob Marley still running in my head… it was a good ‘hook’ repeated several times in the movie.

In that movie, Dr. Neville (Will Smith) mentioned regarding Bob Marley’s quotes saying something like “Music can bring peace to many races” and now we can see many bands having multi races in a band (last one that i saw, was Mika [UK] live performance in Hongkong and his bassist is Korean)

We can see many people from all over the world gather around during Glastonbury (UK), Big Day Out (Australia) and many other music festivals to celebrate music in togetherness.

In Indonesia, I even can say “Creative Technology has brought peace in Indonesian youngster”

Yup, all the gadgets, the gaming consoles and the social networking sites has made Indonesian youngster busy until they don’t have time to fight anymore. According to my friend, Yongky from Nielsen on the last Indonesian Marketing Forum 07, the only crime that showing decrease in numbers is student fights. All other crime has increased in Indonesia, but student fights reduced.

When I was a teenager, most of newspaper and magazine always covered the student fights. Maybe because there’s nothing really interesting for young students to do those days… skipping schools and go to the malls? I did ;-p

We are entering the 2008 very soon. It’s time enhance technology and create positive impact for others in 2008.

taken from my article on http://www.passionland.net/

 

Outing Kreatif December 27, 2007

Filed under: creative — yoris72sebastian @ 6:48 pm
Tags: , ,

poster-passiontrip-octovate.jpg

Saya baru saja pulang dari outing yang melelahkan sekaligus menyenangkan bulan November lalu. Dalam rangka ulang tahun Octovate yang kedua dimana OMG Creative Consulting bernaung, kami sekantor berangkat outing ke Bali (yup Bali, bukan Jogya) dengan tema PassionTrip 07.

Berbagai acara dikemas sehingga selain untuk membuat para karyawan lebih akrab, banyak perlombaan yang juga dirancang untuk merangsang kreativitas para karyawan. Mulai dari Passion Race, Passion Show sampai JackAss video making yang nantinya akan di.upload ke youtube.

Memang saat ini outing untuk para karyawan sudah mulai dilakukan banyak perusahaan. Kesadaran akan pentingnya outing membuat kegiatan ini menjadi kalender penting bagi bagian personalia.

Kalau dilihat dari biayanya memang cukup besar, namun kalau kita ingat perkataan ‘Staff is the most important asset’ maka sudah sewajarnya bila perusahaan selama mampu, juga melakukan investasi pada outing yang selain menyenangkan juga berkesan dan mampu membuat para karyawan makin kerasan bekerja di perusahaan tersebut.

Kalau dulu, saya suka menggelar outing khusus untuk berkhayal (dream retreat). Memang sih hanya untuk divisi marketing, dimana kami memikirkan ide-ide gila untuk rencana kerja tahun depannya. Memang akan sulit untuk mengeluarkan ide-ide yang fresh bila kita hanya melakukan meeting perencanaan di ruang meeting yang sehari-hari kita gunakan.

Biaya juga tidak harus selalu besar, tergantung besarnya kesanggupan dari perusahaan. Kalau anggarannya besar, kita bisa ke luar kota. Kota favorit saya saat ini untuk dream retreat adalah Bali dan Bandung. Kota yang terakhir, masuk dalam list saya sejak tol Cipularang dibuka. Jarak 1,5 jam membuat saya sering kesana untuk mencari ide, baik sendiri maupun bersama-sama.

Bahkan, saat krismon baru melanda 10 tahun silam, saya pernah bikin dream retreat hanya di Dufan Ancol tanpa menginap. Tapi hasilnya juga bagus. Saat ide sudah mulai kering, kita bergerak untuk main boom boom car. Setelah itu langsung brainstorming lagi. Hasilnya? Ruarrr biasa…!!

Edward De Bono bilang, “Creativity involves breaking out of established patterns in order to look at things in a different way.”

So if you haven’t plan your outing, better late than never. Start planning…

Diambil dari majalah Clear – kolom YORISSAYS every person is a creative person

lomba-cari-plastic.jpg

Acara penutup dalam rangkaian Passion Race, peserta diminta mencari plastik yang disembunyikan di dalam pasir. Passion Race 07 dimenangkan oleh tim kuning (my team ;-p)

 

Black Innovation Awards 2007

Filed under: creative — yoris72sebastian @ 6:41 pm
Tags: , , ,

picture-16.png

Makin hari saya makin yakin dengan judul kolom saya ini, “Every Person is a Creative Person”. Bulan September lalu, saya menjadi salah satu dari 5 Juri untuk acara Black Innovation Awards. Acara yang baru pertama kali digelar ini dibuka untuk orang muda yang berusia 18 – 35 tahun dan syaratnya sangat simple: membuat barang yang memudahkan kehidupan kita sehari-hari.

Baik itu untuk transportasi, peralatan kantor maupun untuk leisure. Ajang ini menjadi langkah awal seorang penemu Indonesia dilahirkan. Bagaimana tidak, caranya gampang banget, sang penemu tinggal menuliskan dan menggambarkan ide temuan mereka dan dikirim ke panitia. Bila terpilih masuk final 20 besar, barang-barang tersebut dibuatkan prototype-nya oleh Ruang Rupa yang menjadi panitia pelaksana.

Serunya, saat saya akhirnya bertemu dengan para pemenang ternyata mereka jauh dari bayangan saya awalnya. Hadi Wibowo, penemu Kalamari keliatan seperti anak gaul. Padahal temuannya dibuat khusus bagi warga yang setiap tahun rutin mendapat musibah banjir. Senang melihat anak gaul juga memikirkan social caused. Kalamari adalah lemari funky berwarna orange yang pada saat banjir datang bisa berubah fungsi dan mengapung seperti kapal dan menampung anak kecil beserta barang-barang berharga lainnya, seperti televisi.

Sementara Dian Hadinoto malahan sehari-harinya menjalankan usaha florist di bilangan Permata Hijau, tidak pernah naik motor namun mampu menemukan ide membuat Raincoat Helmet. Simpel saja, dia sering melihat pengemudi motor harus berhenti dan mengambil jas hujan. Kini Dian membuat helm yang sudah lengkap dengan jas hujannya. Sehingga saat hujan mendadak dating, pengemudi tingal menepi dan membuka jas hujan yang sudah menempel di helm.

“Wah, kalo begitu sih saya juga bisa” Nah, sayangnya banyak orang yang hanya gampang berbicara setelah mendengar namun sadarkah kita bahwa sebelum Dian menang hal tersebut belum tentu terpikir oleh kita.

Kreativitas memang kadangkala memikirkan sesuatu yang simple namun tidak kepikiran oleh orang lain.

Sementara buat yang memang benar-benar pernah terpikir untuk ide yang sama seperti diatas, sebaiknya anda persiapkan diri untuk ikutan lomba yang sama tahun depan.

Itu yang membedakan antara penemu dan pemimpi. Penemu membuat mimpinya menjadi kenyataan. Sementara pemimpi, hanya memikirkan hal-hal yang tidak pernah direalisasikan. Pada saat ide yang mirip keluar, dengan gampangnya ia berkata, “Padahal gue uda pernah kepikiran yang sama”

Terkadang kita tidak perlu berpikir untuk hal-hal besar. “Every big step start with an inch” Jadi start dengan yang kecil-kecil dulu, jadi kalau gagal tidak terlalu masalah. Seiring dengan meningkatnya skill dan kreativitas kita, makin besar pula hal yang kita lakukan.

Kalau mengambil spirit Kaizen, management philosophy dari Jepang yang fokus ke pencapaian yang berkesinambungan, walau kecil tapi terus menerus.

Namun karena dilakukan terus menerus, akhirnya menjadi habit. Akhirnya anda terbiasa untuk menjadi innovator yang kreatif dan menghasilkan penemuan yang berguna bagi orang sekeliling anda maupun nantinya bagi masyarakat banyak.

Kemenangan Dian, sekali lagi menunjukkan bahwa inventor bisa siapa saja. Coz every person is a creative person.

Diambil dari majalah Clear – kolom YORISSAYS every person is a creative person

 

Alun Alun

Filed under: creative — yoris72sebastian @ 6:33 pm
Tags: , ,

Sangat senang di bulan Agustus lalu, hadir sebuah tempat baru bernama Alun Alun. Bertempat di Grand Indonesia, tempat ini mejual segala pernak pernik yang berbau Indonesia disini. Mulai dari souvenir, pakaian, tas, lagu-lagu sampai restoran khas Indonesia.

Bisa untuk dipakai sendiri atau di rumah sendiri dan tentunya sangat bagus untuk para turis yang walau sedikit jumlahnya lantaran travel warning namun memiliki daya beli yang tinggi. Tampaknya Sarinah dan Pasaraya harus mulai berbenah. Produk – produk yang dijual di Alun Alun juga relatif terjangkau walau bisa dikatakan harga premium.

Kalau sekarang kita mau ke luar negri, nggak perlu bingung lagi bawa oleh oleh apa untuk teman atau rekan bisnis di luar negri. Cukup ke Alun Alun semua tersedia, bahkan barang dengan harga Rp. 50.000 sekalipun hingga yang harganya ratusan ribu rupiah tentunya.

Saya sendiri langsung membeli kaus kuning bergambar Jendral Sudirman yang modelnya sangat jaman sekarang namun cocok dengan guratan pencil bergambar Jendral jaman kemerdekaan dulu ini.

Memang, kreatif itu tidak selalu harus yang baru, memberikan sentuhan yang baru untuk sesuatu yang sudah ada namun dengan sentuhan yang berbeda. Bahkan untuk target market baru, seperti orang muda yang selama ini di cap terlalu kebarat-baratan.

Orang selalu bilang – hati-hati orang muda akan lupa kebudayaannya sendiri, makin tidak nasionalis. Namun terkadang, hanya masalah penyajiannya saja. Saya yakin banyak orang muda akan memakai batik bilang dirancang dengan gaya modern seperti yang terlihat di Alun Alun.

Mudah-mudahan Alun Alun akan menginsipirasikan tempat-tempat lain untuk juga melakukan hal yang baik untuk bangsa ini namun tetap komersil. Yang mereka lakukan bukan sesuatu yang baru namun menurut saya cukup breakthrough dan kreatif. Dari orang muda sampai yang sudah berumur akan senang dengan barang-barang di gerai yang terletak di lantai 3 ini.

Masih terlalu dini untuk mengukur kesuksesan Alun Alun, namun menurut saya mereka akan sukses dan ini adalah buah dari kreatifitas, Remember, Creative Sells!

Selain itu saya selalu mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif, kita harus memikirkan ide yang bermanfaat bagi banyak orang (bukan hanya ide yang bisa menghasilkan uang banyak), lalu ide ini berbeda dari yang biasa dilakukan orang lain dan yang terakhir ide ini bisa dilakukan.

Yup, terkadang ide-nya terlalu kreatif sehingga untuk menjalankannya tidak feasible. Tapi bukan berarti ide yang kita akan jalankan harus gampang ya. Sesuatu yang baru atau berbeda biasanya tidak selalu mulus di depan. Untuk itu kita harus persistent dengan ide atau gagasan tersebut namun penuh perhitungan.

Saya yakin, Indonesia akan semakin maju bila kita selalu mencoba untuk kreatif di apapun yang kita lakukan.

Semua orang pada dasarnya dilahirkan kreatif. Ingat, semua anak kecil menggambar kan? ‘Every person is a creative person’ dan karena itu harusnya ‘Every business is a Creative Business’

Diambil dari majalah Clear – kolom YORISSAYS every person is a creative person